Rabu, 05 Desember 2012

MULOK


Muatan Lokal (Mulok)
       KERJA PLAT
         Pada postingan kali ini penulis selaku siswa kelas XII Elektronika industri akan membahas pelajaran muatan lokal di kelas kami yaitu Kerja Plat,yang dimaksud Kerja Plat disini adalah pembuatan body peralatan elektronik seperti adaptor,amplifier dll dari plat besi tipis.dan kami baru saja menyelesaikan pengecatan plat yang kami buat yaitu kotak adaptor pada hari selasa lalu 20/11/2012.berikut ini penjelasannya

Alat yang dibutuhkan:
1.gunting besi
2.palu besi
3.palu karet
4.bor dan mata bor
5.alat pelipat plat
6.penggaris
7.penggores
8.pengikir
9.kompresor

Bahan yang dibutuhkan:
1.plat besi ukuran atas:26,2 x 12 ukuran bawah:33 x 15 (dalam cm)
2.cat minyak,untuk pengecatan

MPSPE



Mikrokontroler AT89S
AT89s51
Mikrokontroler Atmel AT89S51 adalah produk pengembangan terbaru dari produsen mikrokontroler Atmel. AT89S51 termasuk dalam keluarga MCS-51, yang pertama kali dibuat oleh Intel pada awal 1980-an. Jenis yang pertama adalah 8051, dimana fitur-fiturnya sebagian besar masih diadaptasi oleh AT89S51. Jenis pertama ini dikembangkan menjadi berpuluh – puluh varian oleh banyak perusahaan seperti Philips, Dallas, Atmel, maupun Intel sendiri. Mikrokontroler AT89S51 dibuat pada akhir 2003 dan merupakan pengembangan dari AT89C51. Perbedaan utama adalah cara mengisikan program dalam IC. AT89C51 menggunakan metoda transfer paralel, sedangkan AT89S51 menggunakan metoda serial ISP (In System Programmable). Penggunaan ISP ini sangat menguntungkan karena bisa mempercepat pembuatan aplikasi program, dimana IC mikrokontroler tidak perlu dicabut dari rangkaian sewaktu proses pemrograman.
Fitur-fitur utama dari mikrokontroler AT89S51 adalah:
1. 4 KB Internal Flash ROM yang bisa diprogram menggunakan ISP.
2. 128 byte internal RAM.
3. maksimum 32 pin I/O yang bisa deprogram.
4. 2 buah timer / counter 16-bit.
5. 6 buah sumber interupsi.
6. komunikasi serial asinkron.
7. 3 level pelindung memori (memory lock).
8. watchdog ( penjaga dari kesalahan yang tidak terduga, dengan cara mereset lagi mikronya secara otomatis ).
Untuk membuat aplikasi minimum AT89S51 hanya diperlukan sebuah IC AT89S51, kristal, dan dua buah kapasitor 30pF. Selain itu diperlukan alat untukmen-download program yang telah dibuat ke dalam IC.
1.1 Arsitektur Dan Blok Diagram Mikrokontroler AT89S51
Mikrokontroler AT89S51 terdiri dari sebuah Central Processing Unit (CPU), dua jenis memori data Random Acces  Memory (RAM) dan memori program Read Only Memory (ROM), port input / output dengan programmable pin secara independent, dan register – register mode, status internal dan counter, serial communication serta logika random yang diperlukan oleh berbagai fungsi pheriperal. Masing – masing bagian saling berhubungan satu dengan yang lainnya lewat kabel data bus 8 bit. Bus ini di buffer
melalui port I/O bila diperlukan perluasan memori atau sebagian perangkat I/O.
1.2 Konfigurasi Pin AT89S51
Konfigurasi pin mikrokontroler AT89S51 digolongkan menjadi pin sumber tegangan, pin osilator, pin I/O dan pin untuk proses interupsi luar. Gambar konfigurasi pin – pinnya dapat dilihat dalam Gambar dibawah ini Pin AT89s51
Fungsi dari tiap-tiap pin adalah sebagai berikut:
1. Pena 1–8 : Port 1 (P1.0 – P1.7), merupakan port paralel 8 bit dua arah (bidirectional). Port ini bekerja baik untuk operasi bit maupun byte, tergantung dari pengaturan software.
2. Pin 9 : Reset, merupakan pin input yang aktif tinggi, jika pin ini aktif tinggi selama dua siklus mesin, maka ketika osilator bekerja akan mereset peralatan.
3. Pin 10-17 : Port 3 (P3.0 – P3.7): adalah port paralel 8 bit 2 arah yang juga memiliki fungsi khusus atau fungsi pengganti sebagai berikut:
RXD (P3.0) : Masukan penerima data serial.
TXD (P3.1) : Keluaran pengirim data serial.
INT0 (P3.2) : Masukan interupsi 2
INT1 (P3.3) : Masukan interupsi 1
T0 (P3.4) : Masukan dari pewaktu/pencacah 0
T1 (P3.5) : Masukan dari pewaktu/pencacah 1
WR (P3.6) : Sinyal penulisan memori data luar
RD (P3.7) : Sinyal p embaca memori data
4. Pin 18 : XTAL 1, adalah pin masukan ke rangkaian osilator internal. Sebuah osilator kristal atau sumber osilator eksternal dapat digunakan.
5. Pin 19 : XTAL 2, adalah pin keluaran ke rangkaian osilator internal. Pin ini dipakai bila menggunakan osilator kristal.
6. Pin 20 (Ground) : Dihubungkan ke Vss atau GND.
7. Pin 21-28 : Port 2 (P2.0 – P2.7), adalah port paralel 8 bit 2 arah (Bidirectional). Port 2 ini mengirimkan byte alamat bila dilakukan pengaksesan memori ekternal.
8. Pin 29 : Pin PSEN (Program Strobe Enable), yang merupakan sinyal pengontrol yang memperbolehkan program memori eksternal masuk ke dalam bus selama proses (pengambilan instruksi).
9. Pin 30 : ALE (Address Latch Enable), digunakan untuk menahan alamat memori eksternal selama pelaksanaan instruksi.
10. Pin 31 : EA, pin EA harus di hold rendah secara eksternal atau dihubungkan ke ground agar AT89C51 dapat mengakses kode mesin dari program memori eksternal.
11. Pin 32-39 : Port 0 (P0.0 – P0.7), port 0 adalah merupakan port paralel 8 bit dua arah. Port ini digunakan sebagai multipleks bus alamat rendah dan bus data selama pengaksesan ke memori eksternal.
12. Pin 40 : Vcc, dihubungkan dengan sumber tegangan +5V.

Rabu, 07 November 2012

Mikrokontroler

Mikrokontroler


 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru. Sebagai teknologi baru, yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang yang kecil serta dapat diproduksi secara masal (dalam jumlah banyak) membuat harganya menjadi lebih murah (dibandingkan mikroprosesor). Sebagai kebutuhan pasar, mikrokontroler hadir untuk memenuhi selera industri dan para konsumen akan kebutuhan dan keinginan alat-alat bantu bahkan mainan yang lebih baik dan canggih.
Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menanganiberbagai macam program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angkadan lain sebagainya), mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk suatu aplikasi tertentu saja (hanya satu program saja yang bisa disimpan). Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM. Pada sistem komputer perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar, sedangkan rutin-rutin antarmuka perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada Mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar, artinya program kontrol disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash PEROM) yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan.
Adapun kelebihan dari mikrokontroller adalah sebagai berikut :
1. Penggerak pada mikrokontoler menggunakan bahasa pemograman assembly dengan berpatokan pada kaidah digital dasar sehingga pengoperasian sistem menjadi sangat mudah dikerjakan sesuai dengan logika sistem (bahasa assembly ini mudah dimengerti karena menggunakan bahasa assembly aplikasi dimana parameter input dan output langsung bisa diakses tanpa menggunakan banyak perintah). Desain bahasa assembly ini tidak menggunakan begitu banyak syarat penulisan bahasa pemrograman seperti huruf besar dan huruf kecil untuk bahasa assembly tetap diwajarkan.
2. Mikrokontroler tersusun dalam satu chip dimana prosesor, memori, dan I/O terintegrasi menjadi satu kesatuan kontrol sistem sehingga mikrokontroler dapat dikatakan sebagai komputer mini yang dapat bekerja secara inovatif sesuai dengan kebutuhan sistem.
3. Sistem running bersifat berdiri sendiri tanpa tergantung dengan komputer sedangkan parameter komputer hanya digunakan untuk download perintah instruksi atau program. Langkah-langkah untuk download komputer dengan mikrokontroler sangat mudah digunakan karena tidak menggunakan banyak perintah.
4. Pada mikrokontroler tersedia fasilitas tambahan untuk pengembangan memori dan I/O yang disesuaikan dengan kebutuhan sistem.
5. Harga untuk memperoleh alat ini lebih murah dan mudah didapat.




MKDSD


Jenis dan tipe kabel pada networking
Setiap jenis kabel mempunyai kemampuan dan spesifikasinya yang berbeda, oleh karena itu dibuatlah
pengenalan tipe kabel. Ada dua jenis kabel yang dikenal secara umum, yaitu twisted pair (UTP
un shielded twisted pair dan STP shielded twisted pair) dan coaxial cable

UTP Cable
 
Connector yang bisa digunakan untuk UTP Cable CAT5 adalah RJ-45.
Untuk penggunaan koneksi komputer, dikenal 2 buah tipe penyambungan kabel UTP ini, yaitu straight
cable dan crossover cable. Fungsi masing-masing jenis koneksi ini berbeda, straight cable digunakan
untuk menghubungkan client ke hub/router, sedangkan crossover cable digunakan untuk
menghubungkan client ke client atau dalam kasus tertentu digunakan untuk menghubungkan hub ke hub

STRAIGHT CABLE
Menghubungkan ujung satu dengan ujung lain dengan satu warna, dalam artian ujung nomor satu
merupakan ujung nomor dua di ujung lain. Sebenarnya urutan warna dari masing-masing kabel tidak
menjadi masalah, namun ada standard secara internasional yang digunakan untuk straight cable ini



Connector 1                     Connector 2
Putih hijau                      Putih hijau 
Hijau                                Hijau
Putih orange                    Putih orange                       
Biru                                  Biru
Putih biru                        Putih biru
Orange                             Orange
Putih coklat                     Putih coklat
Coklat                               Coklat



CROSSOVER CABLE
Connector 1                     Connector 2
Putih hijau                      Putih orange                       
Hijau                                Orange
Putih orange                    Putih Hijau                   
Biru                                  Biru
Putih biru                        Putih biru
Orange                             Hijau
Putih coklat                     Putih coklat
Coklat                               Coklat